Edutainment berasal dari kata education dan entertainment. Education berarti pendidikan, sedangkan entertainment berarti hiburan. Jadi, dari segi bahasa, edutainment adalah pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. Sementara dari segi terminologi, edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa, sehingga muatan pendidikan dan hiburan bisa dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Dalam hal ini, pembelajaran bisa dilakukan dengan humor, permainan (game), bermain peran (role play), atau demonstrasi.
Sebetulnya banyak sumber yang menjadi rujukan pertama dari adanya kata edutainment, yang kemudian ditarik ke dalam sistem pendidikan yang sesungguhnya. Dengan demikian edutainment adalah suatu cara untuk membuat proses pendidikan dan pengajaran bisa menjadi begitu menyenangkan, sehingga para siswa dapat dengan mudah menangkap esensi dari pembelajaran itu sendiri, tanpa merasa bahwa mereka tengah belajar.
Edutainment lebih menekankan pada tataran metode, strategi, dan taktik. Strategi biasanya berkaitan dengan taktik, sedangkan taktik sendiri adalah segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran dan kondisi tertentu, agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal. Namun dalam proses pendidikan yang lazim digunakan bukan taktik, melainkan metode atau teknik.
Metode dan teknik mempunyai pengertian yang berbeda, meskipun tujuannya sama Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan, sementara teknik adalah cara mengerjakan sesuatu. Jadi, metode mempunyai pengertian lebih luas, ideal, dan lebih konsepsional dibandingkan teknik. HM. Arifin dalam bukunya mengenai pendidikan menyatakan,"Suatu strategi dapat dikatakan baik apabila dapat melahirkan metode yang baik pula, karna metode adalah suatu cara pelaksanaan strategi".
Sementara itu Muhaimin dalam bukunya tentang pendidikan menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan sebuah pola umum perbuatan guru sebagai organisasi belajar, sedangkan siswa sebagai subjek belajar dalam upaya mewujudkan kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain, strategi pembelajaran adalah karakteristik abstrak dari serentetan perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan pemahaman diatas, berarti para siswa tidak dilihat sebagai subjek yang sedang belajar atau mengembangkan segala potensinya. Oleh karena itu, dalam strategi pembelajaran, terdapat harapan agar mereka bisa meningkatkan kualitas hasil belajarnya secara mandiri . Dengan demikian, strategi merupakan sebuah rencana, rancangan, dan plot bagi dibangunnya sebuah metode pembelajaran, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam teknik dan gaya pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode pembelajaran secara spesifik. Sebagai contoh, penggunaan metode ceramah dikelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah di kelas yang jumlah siswanya lebih sedikit atau terbatas. Demikian juga dengan pola diskusi, perlu dibedakan penggunaannya dalam kelas yang siswanya tergolong aktif dengan siswanya yang tergolong pasif. Dalam halini guru dapat mengganti-ganti teknik, meskipun dalam koridor yang sama.
Menurut Nyoman Sudana Degeng, dalam makalahnya yang berjudul "Strategi Pembelajaran; Pengorganisasian Isi, Penyampaian Isi, dan Pengelolaan" yang dipresentasikan dan pelatihan strategi bagi guru SD, SMP, SMA di Kodya Blitar pada tanggal 03 Juli 2004, ada tiga faktor penting yang terkandung dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya:
1. Kondisi pembelajaran, yakni faktor yang mempengaruhi metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran, misalnya:
- tujuan (pernyataan tentang hasil belajar apa yang harus dan diharapkan tercapai)
- Karakteristik bidang studi (aspek-aspek mata pelajaran yang ditekankan dan hendaknya diberikan kepada atau dipelajari oleh siswa)
- Kendala (keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media, personalia, dan dana)
- Karakteristik siswa (aspek-aspek atau kualitas individu peserta didik, diantatanya bakat, motivasi, ataupun hasil belajar yang telah dimiliki)
3. Hasil pembelajaran yang menyangkut efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran.
Dengan demikian, jelas bahwa strategi pembelajaran merupakan sebuah langkah yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan pembelajaran dan tentu saja hal ini harus bersinergi dengan kondisi pembelajaran. Sehingha mampu menghasilkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan utama pendidikan itu sendiri.
Itulah sedikit penjelasan tentang mengajar dengan metode Edutainment. #Sahabat #SanggarPutraSeno yang budiman, nanti kita lanjutkan pembahasan ini, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar